IMPIAN KAMI BERTIGA
Pagi itu aku dinas praktik preners di salah satu panti asuhan di kota banjarmasin. Hari ini, hari kedua ku berada di panti itu.
Salah satu pengurus mengampiri ku, Hj. Ani namanya salah seorang pengurus panti yang sudah beurmur 65 tahun lebih. Dari logat bicara dia bukanlah seorang yang berasal dari kota banjarmasin, bercerita lah dia sesuatu tentang panti ini.
Ketika itu aku baru lulus sarjana dari salah satu universitas di yogyakarta. Senag bagi ku mendapatkan gelar sarjana keagamaan, bertambah umur saatnya aku meemilih pasangan hidup. Ayah ku yang seorang ustad di sana, sudah memilihkan jodoh bagi ku, seorang pemuda yang ganteng, lulusan sarjana jg dan punya banyak harta. Namun entah kenapa, aku merasa belum siap untuk kawin, sehingga aku pun berkata kepada pemuda yang ingin di kawinkan dengan ku ” maaf, bukannya aku tidak mau menerima kau menjadi suami ku, tapi mampukah kau menunggu ku sampai keinginan ku tercapai..??”
Sambil menganggukkan kepala dan dengan nada kecewa pemuda itu berkata
” Insya Allah”.
2 bulan setelah aku lulus sarjana, aku pergi kekota pekalongan untuk mencari shabat ku yang bernama fatimah. Mendapati fatimah yang sudah menjanda dan tidak punya anak, ku ajak dia merantau ke kota banjarmasin untuk menggapai cita – cita kami sewaktu kami masih madrasah dulu yaitu ” mendirikan panti asuhan di kota seribu sungai”. 1 minggu berada di pekalongan akhirnya kami pergi ke kota banjarmasin. Di Banjarmasin tidak ada keluarga atau sanak saudara yang kami kenal. Tapi niat yang tulus membuat kami mendapatkan jalan terang dan rahmat. ” raudah, aku ingat, setelah lulus madrasah dia pulang ke banjarmasin, dan sekarang mondok di salh satu pesantren di banjarmasin” kata ku.
Hari demi hari kami lalui untuk mencari raudah di beberapa pesantren, entah keajaiban Allah atau memang Rahmat Allah yang luar biasa, kami menemukan Raudah dengan cepatnya, bertemu di saat sholat maghrib berjamaah di salah satu mesjid di kelayan.
Berkatalh fatimah
” maukah kau, mewujudkan impian kita dulu untuk mendirikan panti asuhan ?”
Berpikir dan tak bersuara Raudah mendengar ucapa fatimah. Berkatalah raudah
” 3 hari lagi aku akan menikah dengan seorang pemuda kaya raya, bagaimana ?”
Terkejutlah, aku dan fatimah. ” terserah mu saja wahai saudara ku, kau tidak memaksakan kehendak mu untuk mewujudkan impian kita” kata ku.
Memberi waktu raudah untuk berpikir sampai esok harinya, bermalam lah kami di kelayan, sungguh desa yang ramai dan begitu terjalin keakraban di desa itu.
Pagi harinya datanglah pemuda yang ingin melamar raudah. Paras yang tampan dan penampilan yang bermateri, memang lelaki yang di inginkan para wanita. Berkata lah raudah pada lelaki itu,
” maafkan aku, aku tidak bisa menikah dengan mu untuk saat ini, kalau kau mau menunggu ku sampi keinginan ku tercapai, maka aku pun aka menunggu mu jg”.dengan linangan air mata raudah memberanikan diri berkata seperti itu. Pergilah sang pemuda tanpa berucap apa – apa.
aku dan fattimah memeluk raudah dan terus menyemangatinya, memberikan support kepadanya. Keputusan yanag berat tapi itulah takdir.
Besok harinya, mencarilah kami beberapa orang kaya yang berada di banjarmasin agar mau mewujudkan keinginan kami bertiga. Tanpa modal apa – apa dan dan bermodal harapan serta doa, kami berharap keinginan kami bisa tercapai.
Berat ku rasa, 6 bulan berada di banjarmasin tidak semudah itu mendapatkan donatur untuk membuat keinginan kami tercapai. Sampai pada akhirnya kami pun pernah berputus asa dan menyesal terhadap apa yang kami perbuat, namun indahnya persahabatan, ketika teringat hayalan terhadap apa yang kami perbuat dulunya, membuat kami tertawa ” mungkin aku sudah menjadi orang kaya di jogja” kata ku
”Mungkin aku hidup damai dan kawin lagi di pekalongan”, ”mungkin aku punya 9 anak dan hidup makmur”. Memikirkan itu membuat kami tertwa dan tersenyum bersama.
Keajaiban pun terjadi, seorang haji datang ke rumah kami. ” maukah kalian bertiga mengurus gudang ku yang berada di desa kuin. Terkejut dan rasa tak percaya ” insya Allah kami mau, boleh kah kami membuatnya panti asuhan di sana ?”.kata raudha
”Silahkan, anggap saja itu punya kalian”.
Mengucap syukur serta doa kami lakukan ke hadirat Allah SWT, karena memang tidak ada yang tidak mungin dia dunia ini asal kita rajin berusaha dan berdoa.
Ke esokan harinya, mencari lah kami anak – nak yatim, duafa, serta terlantar di kota banjarmasin. Di dapatlah 11 orang anak – anak perempuan yang menjadi penghuni panti asuhan itu. Gudang yang besar, tapi tak terurus dan penuh laba - laba, kami bersihkan bersama ank – anak itu. Belapakkan sebuah kardus kotak kami pun meniggali gudang itu, makan hari – hari kami dapat dari tetangga – tetangga yang ikhlas memberi kami makanan, dan juga pa haji yng punya gudang yang sering memberi bantuan tak seberapa. Namun kami syukuri, kami bisa hidup dengan kenikmatan makanan yang serba kurang seperti itu. Hari berlalu dengan cepatnya kami pun mendapat banyak bantuan dari warga banjarmasin, sehingga panti itu menjadi terkenal dan ahkirnya sedikit demi sedkit kenyamanan mulai bisa di rasakan anak – anak saat tidur di panti itu.
Istri pa haji datang ke pantii, mangatakan bahwa pa haji sakit dan memohon doa dari anak – anak panti tersebut. Pagi, siang dan malam kami pun berdoa untuk kesembuhan pa haji. Memang makbulnya doa ank – anak yatim terjamin, 3 hari berada di rumah sakit, hari ke empatnya beliau sembuh dari sakitnya.
Pa haji pun langdung datang ke panti kami, dan berkata ” ani, fatimah, raudadh, ku hibahkan rumah mewah ku untuk kalian jadikan panti asuhan ”
Masya Allah, Allah memang Maha pemberi rahmat dan pengasih pada umatNya. Kami bertiga pun bangga dengan pa yang kami dapat. Anak – anak perempuan sengan dengan pa yang mereka diami sekarang. Tak di sangka, uang kas panti dari yang awalnya tidak ada. Sekrang sudanh mencapai 500 juta. Seungguh angka yang fantastis.
BERTEMU KU DENGAN MASA LALU KU
2 bulan berada di tempat yang baru, membuat aku serta penghuni panti merasa senang. Seorang lelaki seumuran ku (45 tahun) datang memakai mobil mercy yang luar mewahnya, datang ke panti itu membawa banyak barang untuk di sumbangkan. tak mengenal ku siapa lelaki itu ” ternyata dia adalah jodoh ku yang ku tinggalkan ketika di jogja dulu, sekarang dia menjadi pengusaha sukses, dan terkenal di Indonesia. ” maaf An, aku tidak mampu menunggu mu terlalu lama dan aku ingin cepat punya keturunan dan membahagikan orang tua ku” kata pemuda itu. Lelaki itu pun menjemput istri dan 3 anaknya, dan memperkenalkannya pada ku. Memang sedih dan sakit hati ini, ketika kita melihat pasangan kita di mabil orang lain, namun ku syukuri nikmat itu semua dan ku ikhlaskan dia bersama orang lain.
Sekarang aku bersama 3 teman ku tinggal bersama anak yatim dann hidup dalam kebahagiaan, dan melupakan masa lalu ku. Menuggu aja menjemput, ku lalui hari - hari bersama mereka, baik suka ataupun duka. Allhamdulillah
Pelajaran yang dapat kita ambil :
Kebahagiaan hidup adalah takdir dan urusan Allah, namun usaha dan doa adalah jalan untuk mendapatkannya. Mengikhlaskan yang kita sayangi dan meniatkannya untuk ibadah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.
I want to say :
Itulah kenapa, ku ingin mewujudkan senyum di wajah anak - anak panti bersama im baksos ku. ”Aku selalu mengikhlaskan perempuan yang dekat dengan ku, dan meyuruh mereka memilih yang lebih baek dari ku, andai mereka mu menuggu, mungkin mereka akn menjadi pasangan hidup ku”.
Wassalam
” nama ku bukan raka ”
Kamis, 07 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar